Kelopak Bunga

Diary Bunga Kertas(konsep)


Hembusan angin membuatku terjaga dari lamunan sesaat, kelopak bunga kertas yang masih berumur paruh baya menatap tapat dihadapanku, aku tersadar akan kesendirian sang putih bunga kertas di kerumunan bunga kertas merah lainnya pada pot tersebut angin kembali berhembus seakan memberi isyarat padaku waktu menunjukan pukul 10 pagi aku berada di lantai tertinggi pada bangunan tersebut, kembali ku sedu kopi yang berada dia atas mejaku dan kunikmati tiap tetesan pahit candu yang telah lama ku rindu aroma khas dari kopi tersebut membuat ku kembali mengenang kenangan akan kisah perjalanan hidupku orang mungkin melihatku sebagai pribadi yang kaku dan tak mau tahu bagaikan bunga kertas putih yang tak peduli dengan apa yang ada disekitarnya aku bukan lah kamu yang populer pada masa itu menjadi merah cerah diantara merah lainnya, mungkin warna kelam pernah menyelimuti diriku melampiaskan segala kekesalan yang ada karna berbeda, baik dalam mendapatkan apa yang tidak ku dapat dan selalu membandingkannya dengan saudaraku. sebuah kesalahan menyimpan rasa iri pada saudara ku aku kembali bertanya dan menatap bunga kertas bagaimana cara tabah dalam menghadapi cobaan hidup walaupun kita telah bersusah payah untuk berjuang menjadi lebih baik pada lingkungan mayoritas kita yang terlalu kaku dengan paradigma yang seakan menolak eksistensi aka kata fleksibilitas kehidupan dan terlalu terpaku pada era yang menjerumuskan kita kepada kebodohan dalam memberi empati dan curahan hati pada lingkungan yang membutuhkan

Komentar